by Jayeng
Resmi
Serat
Centhini Jilid-4 berisi 65 pupuh dari pupuh 257 s/d 321, meneruskan perjalanan
Mas Cebolang dari Laweyan, Surakarta menuju ke tenggara dan berakhir di
Wirasaba – Jawatimur.
Rute
perjalanan: masih di Mesjid Laweyan – Surakarta Ki Sali melanjutkan bicara
tentang ramalan Jayabaya, Ki Atyanta berbicara tentang 40 macam tanda-tanda
kiamat yang berasal dari Hadits dan cerita tentang Seh Markaban dari Mesir,
desa Majasta ketemu Ki Jayamilasa jurukunci makam Jaka Bodho putra raja
Majapahit, ditepi sungai Dengkeng diceritakan tentang riwayat Jaka Tingkir,
ziarah
di makam Banyubiru diceritakan tentang Ki Buyut Banyubiru murid Sunan Kalijaga,
desa Taruwangsa ziarah ke makam Ki Ageng Banjarsari, melihat sendang Selakapa,
sendang Purusa, sendang Banyubiru, desa Teleng lihat sendang Tirtamaya, menuju
ke Pacitan di Girimarta ketemu Endrasmara anaknya Ketib Winong dari Mataram,
ketemu mertua Endrasmara bernama Kyai Haji Nurgirindra bercerita tentang
Asma’ulhusna, diajak kerumahnya Nyai Wulanjar di Paricara – Wonogiri, maksudnya
mau ke Panaraga kesasar samapi ke laut selatan, tiba di desa Karang ketemu Ki
Darmayu, ketemu rombongan Brahmana Sidhi dari Hindustan berbicara tentang agama
Budha, sampai di desa Salaung ketemu Ki Nursubadya berbicara tentang warok dan
gemblakan, sampai di asrama Majenang di gunung Wilis ketemu Seh Matyasa, sampai
di Wirasaba ketemu ki Jamal, lalu jadi pemain kentrung dan berakhir ditanggap
di kediaman bupati Wirasaba.
Sedangkan
cerita/legenda, adat istiadat, ilmu spiritual yang dibicarakan dalam pertemuan
dengan orang-orang tersebut diatas adalah:
Cerita/Legenda:
Cerita ramalam Jayabaya pada jaman Kalabendu yang disisipi serat Kalathida
karangan R.Ng. Ranggawarsita, cerita tentang tanda-tanda kiamat berdasarkan
Hadist, cerita Seh Markaban dari Mesir, cerita Jokobodho berguru ke Sunan
Tembayat, cerita Jaka Tingkir yang menjadi raja di Pajang dengan gelar Sultan
Adiwijaya, cerita Ki Buyut Banyubiru murid Sunan Kalijaga, Serat Rama tentang
Wibisana dan Kumbakarno, cerita Sultan Abdulkarim Kubra, cerita tiga batu yang
bisa memberikan apa yang diminta, cerita tentang Parbu Nursiwan yang sangat
adil, cerita orang Arab bernama Katim Tayi yang sangat pemurah, cerita tentang
tokoh-tokoh pewayangan.
Adat
Istiadat: cerita para warok dan reog Panaraga, Serat Waduaji berisi nama-nama
punggawa (pegawai) dan prajurit kerajaan serta kewajiban masing-masing, cerita
tentang kehidupan sinden dan pemain kentrung.
Pengetahuan
Spirituil/Agama: Antara Fikih dan Tasauf; Khasiat dari Asma’ulhusna; Tingkatan
Siswa di Agama Budha; Karma; Antara Ilmu dan Laku; cerita perlambang Dewa Ruci
sumber: seratcenthini.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar