Serat
Centhini Jilid-12 berisi 31 pupuh dari pupuh 691 s/d 722, isinya: perjalanan
Jayengresmi dan Jayengraga pulang ke Wanamerta, meninggalnya Ki Bayi Panurto
dan istrinya, reinkarnasi Seh Amongraga beserta istrinya agar bisa menurunkan
raja.
Perjalanan
Jayengresmi dan Jayengraga: Seh Mangunarsa, Ki Agungrimang dan Niken
Rangcangkapti ikut serta; Menginap di Ngardipala di tempat Seh Malangkarsa,
diadakan acara terbangan, Nyi Pelangi istri Seh Modang jatuh hati kepada
Jayengrana hal ini diperhatikan oleh istri Jayengraga – Ni Rarasati, Seh
Amongraga beserta istrinya dan Seh Ragaresmi juga hadir dari alam gaib dalam
acara terbangan; Seh Malangkarsa, Seh Modang dan Nyi Pelangi ikut dalam
rombongan dan Ki Basariman selaku penunjuk jalan; Bermalam di desa Gunungsari
ditempat Ki Cariksutra dan Ki Carikmuda, Ki Cariksutra dan istrinya Nyi Wilapa
ikut serta dengan rombongan; Lewat hutan Jembul yang angker, banyak melihat
keberadaan machluk halus selama di hutan Jembul; Ni Pelangi masih mencoba
menarik perhatian Jayengrana, tiba-tiba mendengar banteng menarik rumput,
terkejut lalu menubruk dan merangkul Jayengraga, Nyi Pelangi jatuh kerasukan,
dari kemaluannya mengeluarkan darah, ditolong oleh Seh Mangunarsa, setelah
siuman bercerita bahwa dirinya diperkosa oleh orang yang tinggi besar, dinasehati
agar tidak berangan-angan yang kurang baik;
Bermalam
di desa Bustam ditempat Ki Arsengbudi yang kemudian juga ikut serta dengan
rombongan; Rombongan sudah berjumlah 20 orang, menyebrang sungai Lumut,
menginap di desa Ardimuncar tempat Seh Adimuncar dan istrinya Nyi Purnaningsih,
adiknya Seh Arundarsa yang bergabung juga ikut serta dengan rombongan; Menginap
di tengah hutan Kakas, ada 20 orang yang datang memaksa ikut menginap dengan
rombongan membawa buah-buahan dan ubi-ubian yang belakangan ketahuan ternyata
harimau siluman; Keluar hutan lewat desa Kepleng, masuk hutan Taruman, bukit
Manik dan hutan Jenggalamanik, siang hari sampai hutan Saba wilayah Wirasaba;
paginya sudah sampai wilayah Wanamerta ketemu Ki Nuripin di Pagutan menginap
semalam.
Di
Wanamarta: Ki Bayi Panurta baru saja sembuh dari sakitya selama 4,5 bulan;
Kedatangan Ki Nuripin dan Ki Monthel yang memberitahukan bahwa putra-putranya
dan rombongan sebentar lagi akan sampai; Karena gembiranya menjadikan sakitnya
sembuh sama sekali; Ki Bayi Panurto dan istri sangat senang melihat anaknya
Jayengrresmi dan Jayengraga beserta masing-masing istrinya diiringi banyak
teman-teman dari Ki Bayi Panurta datang; Pada hari ketiga, Seh Amongraga,
istrinya dan Seh Ragaresmi datang dari alam kasampurnaan ikut membicarakan
berbagai ilmu kasampurnaan; Pada hari keempat para tamu pulang yang tinggal
hanya Jayengresmi dan Jayengraga beserta masing-masing istrinya.
Serat
Centhini Jilid XII selesai sampai disini, ada tambahan berupa penutup yaitu
yang dinamakan Serat Centhini Jalalen, kematian Ki Bayi Panurta dan keinginan
Seh Amongraga dan istrinya untuk menurunkan raja.
Serat
Centhini Jalalen: Ada seorang ahli tapa dari negara Campa (note: mungkin
Kerajaan Campa yang ada di daerah Vietnam/Kamboja) namanya Ki Jatiswara
menjelajah tanah Jawa mencari adiknya bernama Ki Sejati; Ia mendapat wangsit
agar bertemu dengan Seh Amongraga; Bertemu dan beradu ilmu dengan Seh Amongraga
tapi kalah; Pergi ke Wanacandra ketemu Seh Ragamana berbicara ilmu; Anak
perempuan Seh Ragamana bernama Ken Sakati jatuh hati kepada Ki Jatiswara yang
menolak secara halus; Pergi ketemu Seh Baka disuruh bertapa ditepi samudra,
disuruh mengambil permata di dalam gua, setelah melalui sembilan pintu gua baru
didapat permatanya; Pulang ke negeri Campa, dijalan ketemu Ki Sejati adiknya
yang tidak lain adalah Seh Ragaresmi murid Seh Amomgraga; Adiknya diajak pulang
ke Campa untuk merebut kembali kerajaannnya yang dikuasai raja Prakolah;
Akhirnya Jatiswara jadi raja dan Ki Sejati jadi patihnya di negara Campa.
Meninggalnya
Ki Bayi Panurta dan istri: Tidak berapa lama kemudian Ki Bayi Panurta jatuh
sakit lagi; Seh Amograga dan istrinya sudah mengetahui bahwa saat wafatnya ayah
bundanya sudah tidak lama lagi; Mereka berdua datang dan menyaksikan kedua
orang tuanya Ki Bayi Panurta dan Nji Makarsih meninggal dunia pada saat hampir
bersamaan; Sepeninggal Ki Bayi Panirta, Jayengrresmi dan Jayengraga
menggantikan kedudukan ayahnya mengelola padepokan Wanamarta, Jayengresmi
sebagai guru, Jayengraga mengatur tata-tertib desa.
Reinkranasinya
Seh Amongraga dan istri: Seh Amograga dan istri berkeinginan menurunkan raja;
Mereka bertemu Sultan Agung dalam pertapaannya di bukit Telamaya; Setelah
berdebat demi hasratnya agar bisa menurunkan raja, Seh Amongraga dan istri
diminta menjelma menjadi “gendhon” (lundi – semacam ulat) dua ekor, lalu dibawa
ke istana Mataram; Sultan Agung memanggil Permaisurinya, Kanjeng Ratu
Pandhansari (adik Sultan Agung) dan suaminya Pangeran Pekik (Bupati Surabaya),
minta bumbung (tabung bambu), bumbu dan anglo (alat memasak dengan arang).
Lundi dikeluarkan dari bumbung, diberi bumbu dan dimasak kemudian dimakan oleh
mereka berempat; Permaisuri kemudian hamil dan melahirkan seorang putra,
Kanjeng Ratu Pandhansari melahirkan seorang putri, pada saat dewasa keduanya
dinikahkan, putra Sultan Agung setelah dewasa menjadi Sultan Amangkurat I yang
kurang bijaksana yang dikalahkan oleh pemberontakan Trunojoyo yang berakhir
dengan kematiannya di Tegalarum jauh dari para leluhurnya, anaknya Adipati Anom
lebih bijaksana yang pada akhirnya menjadi raja dengan gelar Sunan Amangkurat
II; Melalui proses reinkarnasi, Seh Amograga dan istri ikut andil menurunkan
raja-raja di Mataram (Wallahu Alam).
Sedangkan
cerita/legenda, adat istiadat, ilmu spiritual yang dibicarakan dalam jilid-12
adalah:
Cerita/Legenda:
Cerita machluk halus di hutan Jembul; Cerita tentang Ki Jatiswara; Serat Wiwaha
(Arjuna Wiwaha).
Adat
Istiadat: Candrasangkala beberapa Candi di Jawa; Keratabasa – makna huruf-huruf
Jawa dalam nama seseorang; Dasanama – sepuluh sebutan nama-nama yang punya arti
sama.
Pengetahuan
Spirituil/Agama: Hidup menemukan mati, mati menemukan hidup; Isbat dan
Sifat;
Kodrat dan Iradat (Wiradat); Hakekat sembah dan sukma.
Sumber: seratcenthini.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar